Kalibareng - LOMBA ECOBRICK, TINGKAT DESA ,DESA KALIBARENG

LOMBA ECOBRICK, TINGKAT DESA ,DESA KALIBARENG

TAMAN DESA "ECOBRICK"

Kreasi Ibu Ibu PKK Desa Kalibareng menyulap sampah plastik menjadi karya yang indah

Kalibareng tanggal 28 Januari 2021

Sebelum lebih  membahas lebih jauh, saya akan jelaskan terlebih dulu secara singkat  tentang ecobrick. Ecobrick berasal dari kata ecology yang berarti ekologi dan brick yang berarti bata atau bisa disebut juga dengan bata ramah lingkungan.

Ide ini pembuatannya dicetuskan oleh pasangan suami istri Russell Maier, pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, di Asia Tenggara khususnya, dalam menghadapi permasalahan sampah plastik.

Ecobrick ini terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik hingga padat.

Cara pembuatan ecobrick itu sendiri memang tidaklah bisa cepat walau terlihat sederhana: yaitu melalui botol plastik ukuran 600 ml diisi sekitar 250 gram sampah plastik atau sama dengan 2500 lembar plastik bungkus mie instan.

Sedangkan untuk botol plastik ukuran 1,5 liter yang dapat diisi sekitar 600 gram atau hampir sama dengan 6000 lembar plastik bungkus mie instan.

Setelah botol-botol hasil ecobrick sudah terkumpul nantinya dapat disusun, dirangkai, dan disatukan sedemikian rupa dengan bantuan perekat berupa lem kaca, yang nantinya bisa dibentuk menjadi produk furnitur sederhana seperti bangku, kursi ataupun meja. Kemudian, misalnya, bisa ditempatkan di sekolah-sekolah, taman kota ataupun area publik lainnya.

Bahkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuat tembok seperti pemakaian batu bata umumnya.

Karena berdasarkan hasil survei World Instant Noodles Association (WINA) per mei 2018 ini bahwa indonesia kini telah berada di peringkat 2 dalam mengkonsumsi mie instan terbesar di dunia setelah China, yaitu sebanyak 12620 juta porsi.

Sudah tidak terbayangkan lagi berapa banyak sampah yang dihasilkan dan itu baru dari bungkus mie instan saja belum termasuk yang lain.

Dengan cara Ecobrick ini dirasa dapat membantu serta menekan persoalan penghasilan sampah di Indonesia.

Puskesmas Patean Mempunyai Terobosan untuk memanfaatkan limbah plastik ( Ecobrick ) untuk berimajinasi, berkreasi, untuk di lombakan. Lomba Ecobrick tingkat Desa se- Kecamatan Patean yang di selenggarakan Oleh Puskesmas Patean di ikuti 14 Desa Salah Satunnya Desa Kalibareng yang mengikuti lomba ECOBRICK tingkat Desa. Dengan Tema, TAMAN DESA " ECOBRICK" yang berlambang "LOVE" yang bermakna Cinta Desa. disamping untuk mengikuti lomba diharapkan Masyarakat sadar akan sampah dan mampu memberlakukan sampah menjadi kreasi yang bernilai tinggi.

Adapun jumlah Ecobrick yang digunakan sejumlah 550 biji dan dihasilkan oleh limbah keluarga di Desa Kalibareng.

Partisipasi warga, merupakan hasil kerjasama antara Pemdes Desa Kalibareng dan warga Desa terwujutlah Kreasi Ecobrick untuk di lombakan Tingkat Desa.adapun Tim Penilai :

- ERY MURYANTI (PKM)

- DWI S ( Polsek Patean )

- FAJAR ( SMK N 6 )

- LAELY MUBAROK ( PKM )

- ABDUL GOFAR ( PKM )

- NUR INDRIYANTO ( PKM )

didalam Penilean Tim didampingi langsung Oleh Kades Kalibareng ( SUHARTOYO ) Ketua Penggerak PKK ( KUNA'AH) beserta Anggota PKK Desa Kalibaeng dan Perangkat Desa Kalibareng dan Bidan Desa.

A.KETENTUAN LOMBA :

 

  1. Tema merangkai Ecobrick Bebas
  2. Karya harus terbuat dari sampah plastikyang dibuatEcobrick

                                - Ecobrick yang di buat di botol ukuran 600 ml denganberat minimal 250gr,

                                  untuk ukuran 1600ml berat minimal 5500gr.

  1. Ecobrick tidak di cat.
  2. Tidak menggunakan bahan yang mengandung logam berat atau limbah 133

                     Seperti plastik bekas infus, bekas spet, suntik, dll

  1. Peserta adalah pemerintah Desa dengan dukungan dari PKK, kader dan Warga Masyarakat Desa.
  2. Membuat Profil/makalah singkat tentang proses pembuatan Ecobrick dilengkapi dengan Foto

    dokuntasi, lokasi karyaEcobricka yang akan di nilai dan menyebutkan jumlah botol yang di ikuti

    dalam merangkai Ecobrick tersebut serta disampaikan ke Puskesmas paling lambat ( H- 1 pukul 8

    Pagi.

 

KRITERIA LOMBA:

 

  1. Hasil Karya merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diikutkan dalam lomba sejenis
  2. Karya tidak mengandung unsur pronografi.
  3. Peserta sudah mempersiapan Ecobrick yang sudah di rangkai dengan Kreasi desa masing -masing
  4. Panitia dapat mendiskualifikasi peserta apabila ditemukan pelanggaran/ kecurangan baik pada tahap penjurian maupun penentuan pemenang.

 

KRITERIA PENILIAN :

  1. Partisipasi Warga
  2. Kreatifitas kerja
  3. Kegunaan / Fungsi

               

 

 

 

*

*


Dipost : 28 Januari 2021 | Dilihat : 1486

Share :