Sejarah Kalibareng

Sejarah

SEJARAH DESA KALIBARENG.

Asal usul  desa Kalibareng yang bermula dari tokoh yang bernama SIMBAH KIYAI AGENG BARENG, yang dari semula Kiyai Ageng Bareng menurut  cerita  turun temurun adalah Orang yang pertama berdomisili di wilayah yang  sekarang menjadi Desa yang subur makmur ( Desa Kalibareng) dari cerita tersebut di yakini oleh warga bahwa pendiri desa Kalibareng adalah SIMBAH KIYAI AGENG BARENG. Adapun kepala Desa atau sebutan lain dalam mengemban tugas mengatur masyarakat desa Kalibareng adalah sebagai berikut:

NO.      NAMA                       JABATAN                                 PEREODE

1. BP. CITRO                : Kepala Desa ke satu  :Tahun 1789 Sampai dengan tahun 1829.

2. BP. SARTINI              : Kepala Desa ke dua   :Tahun 1830 sampai dengan tahun 1864.

3. BP. SARTO                : Kepala Desa ke tiga   :Tahun 1865 sampai dengan tahun 1894.

4. BP. WONGSONGAMIN : Kepala Desa ke empat : tahun 1895 sampai dengan tahun 1924.

5. BP.KASMO WIJOYO     : Kepala Desa ke lima   : Tahun 1925 sampai dengan tahun 1949.

6.BP. JHOHARI                : Kepala Desa ke enam : Tahun 1950 sampai dengan tahun 1980.

7.BP.SALIMI                   : Kepala Desa ke tujuh : Tahun 1981 sampai dengan tahun 1983.

8. BP.Muhbisri                 : PJ kepala Desa          : tahun 1984 sampai dengan tahun 1987.

9. BP.HADI SISWOJO   : Kepala Desa ke delapan : tahun 1987 sampai dengan tahun 1995.

10.BP. PRAYUGO             : PJ. kepala Desa             : enam Bula tahun 1995.

11.BP. HADI SISWOJO : Kepala Desa  ke sembilan : Tahun1995 sampai dengantahun  2003

12.BP.BAMBANG WIDODO : PJ.Kepala Desa           : enam bulan tahun 2003.

13.BP. NGAHADI             : Kepala Desa ke 1 sepuluh : tahun 2003 sampai dengan th 2008

14.BP.IMAM SUYUTHI   : Kepala Desa ke sebelas : Tahun 2008 sampai dengan tahun 2014.

15.BP.SUMARNO                : PJ.kepala desa                  : enam bulan tahun 2014.

16.BP.SUHARTOYO    : PJ kepala desa                 : 18 bulan tahun 2015 sampai juni 2016.

17. BP. AHMADI            : PJ kepala Desa                 : enam bulan sampai desember  2016.

18. BP. SUHARTOYO : Kepala Desa ke dua belas  : tahun 2017 sampai dengan tahun 2022.

19. Bp. SUWANTO : Kepala Desa ke tiga belas   : Pereode tahun 2022 sampai dengan tahun 2028.

Dengan  demekian Desa Kalibareng sudah di pimpin 13 (tiga belas ) Kepala Desa Kalibareng (Difinitif)

  Semua wilayah di jawa biasannya mempunyai karakter masyarakat yang berbeda, dari watak cara bicara bahkan adat budaya, seperti juga Desa Kalibareng Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang mempunyai Karakter, adat dan budaya  turun temurun yang di warisi oleh para nenek moyang terdahulu.

 Yang perlu di ingat kepada semua warga desa Kalibareng dimana ada pantangan yang sudah turun temurun, adalah dimana pantangan itu tidak boleh dilanggar oleh siapapun dan masih dilestarikan oleh semua warga desa kalibareng, yang pada intinya Warga masyarakat Desa Kalibareng atau siapapun  tidak di perbolehkan menjual nasi di bumi Kalibareng, bahkan siapapun baik warga kalibareng ataupun yang sifatnya pedagang tidak boleh menjual nasi di Desa kalibareng. mengenai hal tersebut Fakta atau Mitos ini menjadi bahan pemikiran kita semua.

  Pada tahun 1992 Namun pernah ada kejadian dimana pada tahun itu  ada kegiatan Tasyakuran  dusun Ngepos  Baru, yang sebelumnya dusun ngepos terletak berbatasan dengan Perhutani, ditahun 1987 dikarenakan akses  menuju Dusun Ngepos terlalu jahuh dan sulit maka ditahun 1987 dusun Ngepos pindah atau relokasi yang letaknya  lebih dekat dengan Dusun Kemloko Desa Kalibareng, Proses Relokasi atau bedol Dusun ini berlangsung selama 3(tiga) tahu dari tahun 1987 sampai tahun  1990 setelah semua warga dusun ngepos sudah menjadi satu di lokasi baru sehingga Pemerintah Desa Kalibareng bersama warga dusun dusun Ngepos bersepakat mengadakan tasyakuran yang di lokasikan di Dusun Ngepos tepatnya di bulan september tahun 1992. Kegiatan Tasyakuran Panitia mengadakan pertunjukan pentas seni  Wayang Kulit semalam suntuk.  Sudah menjadi budaya yang tidak bisa di tinggalkan dimana ada pertunujukan pasti ada pedagang yang berjualan istilah orang jawa MREMO, disitulah ada salah satu pedagang menjual Nasi sate. awalnya masyarakat diam dan tidak menghiraukan ada pedagang di pentas seni itu  yang menjual nasi sate. Dan waktu itu adalah musim kemarau. berselang 2 (dua) bulan tepatnya di Bulan November awal hujan turun pertanda pergantian musim dimulai, warga beraktifitas sebagai mana biasa musim penghujan berarti dimaknai musim tanam untuk masyarakat yang berpenghasilan dari petani.