NGURI-NGURI BUDAYA DAN TRADISI PENINGGALAN PARA LELUHUR
Nyadran di Makam merupakan tradisi yang masih terjaga kelestariannya di Desa kalibareng sampai sekarang di pagi hari ini Jumat Kliwon tanggal 12 Juli tahun 2024 M. bertepatan dengan tanggal 07 Muharam 1446 H. warga dusun Kalibareng, warga Dusun Kemloko dan sebagian warga Dusun Ngepos bersatu padu secara bersama-sama membersihkan Makam Sasono Praloyo yang terletak di Dusun Kalibareng Rt 03/Rw 01 Desa Kalibareng disamping warga secara umum, hadir juga para Tokoh Agama Tokoh Masyarakat dan Aparatur Pemerintah Desa kalibareng.
Kepala Desa Kalibareng Bapak Suwanto (42 tahun) mengatakan kepada Tim Website Desa kalibareng tujuan Nyadran adalah Nyadran merupakan salah satu tradisi yang masih lekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan. Tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya. Nyadran dikenal juga dengan nama Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah. Tradisi Nyadran berdasarkan sejarahnya merupakan suatu akulturasi budaya jawa dengan islam. Contohnya pada kegiatan hari ini lanjut Bapak Suwanto, disamping bersih-bersih makam /secara dhohiriah, secara batiniah kami semua mendoakan para Arwah di makam ini secara kusus umumnya adalah kaum muslimin wal Muslimat.
Setelah selesai bersih-bersih Makam, jamaah nyadran melanjutkan acara tasyakuran yang di pimpin oleh Bapak Slamet Susilo ( 51 ) tahun sebagai Kasi Kesra di instasi pemerintah Desa Kalibareng, beliau menyampaikan inti dari kegiatan pada hari ini Jumat tanggal 12 Juli tahun 2024 adalah, merupakan penghurmatan kepada para Leluhur yang sudah mendahului kita, karena adannya kita bisa hidup di dunia ini adalah lantaran dari Bapak Ibu, Kakek nenek, buyut kita, sehingga dengan rasa Syukur kita kepada Allah berterimakasih kepada para orang tua kita yang sudah meninggal, kita di sunahkan untuk mendo'akan. dan juga kepada keluarga kita semua yang telah mendahului kita, semoga para Arwah yang di alam kubur di ampuni segala dosa-disanya ditempatkan di tempat yang di ridhoi Allah, diberi nikmat kubur dan di hidupkan lagi di hari kebangkitan dengan keadaan yang baik dan di tempatkan di Surganya Allah. Aamiin. dan berharap Allah senantiasa memberi keberkahan kepada kita semua yang masih hidup di Dunia ini, agar mampu menjalankan perintahnya dan mampu mejahui larangannya, dengan bertambahnya kesehatan, Rezqi, tambah tekun beribadah dan semoga warga Desa Kalibareng hidup dalam kebahagiaan dan kesejahteraan dengan kedamaian.
Merupakan acara terakhir kegiatan ini adalah Tahlil dan Do'a yang di pimpin Oleh Bapak Kiyai Achmad Nasucha ( 54 ) tahun yang di ikuti oleh Penyadran semua suasana berubah Sakral karena semua Jama'ah mengikuti bacaan Tahlil yang di pimpin oleh Bapak Kiyai Achmad Nasicha, dengan khusu'
website resmi desa kalibareng ( kalibareng.desa.id)
Foto : Agus Prasetiawan
Warta : Slamet Susilo
Share :