"Doa dan Bakti untuk Leluhur: Nyadran Desa Kalibareng"
Tradisi Nyadran atau bersih makam merupakan warisan budaya luhur masyarakat Jawa yang terus dilestarikan oleh warga Desa Kalibareng. Pada hari Jumat, 8 Maret 2024, lebih dari 300 warga dari Dusun Kalibareng, Kemloko, dan Ngepos berkumpul di Makam Umum Sasono Praloyo untuk melaksanakan kegiatan Nyadran secara kolektif.
Kegiatan dimulai sejak pukul 06.30 WIB dengan kerja bakti membersihkan area makam, menggunakan alat seperti cangkul dan arit. Suasana penuh semangat dan kebersamaan tampak dari antusiasme warga yang bahu-membahu menjaga kebersihan dan kehormatan tempat peristirahatan leluhur.
Setelah makam dibersihkan, acara dilanjutkan dengan tasyakuran dan doa bersama (tahlil) sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur serta ungkapan syukur atas nikmat dan keselamatan yang telah diberikan. Kepala Desa Kalibareng beserta perangkat desa turut hadir dan berbaur bersama warga, menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian tradisi ini.
Nyadran di Sasono Praloyo bukan sekadar ritual tahunan, melainkan juga menjadi momen silaturahmi dan penguatan nilai-nilai kebersamaan. Tradisi ini dilaksanakan dua kali dalam setahun, menjelang bulan Ramadhan (Sya’ban) dan bulan Muharam, sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk para pendahulu.
Sebagaimana disampaikan oleh salah satu perangkat desa, kegiatan ini adalah warisan leluhur yang harus dijaga, karena melalui Nyadran, warga tidak hanya mengenang jasa para pendahulu, tetapi juga mempererat hubungan sosial dalam satu tujuan yang mulia.
Nyadran atau bersih makam di Desa Kalibareng bukan hanya sekadar cerita turun-temurun ia benar-benar diwujudkan secara nyata oleh warga dari berbagai dusun seperti Kalibareng, Kemloko, dan Ngepos. Berikut beberapa bukti konkret keterlibatan warga dalam kegiatan ini: Kerja Bakti Massal Lebih dari 300 warga berkumpul sejak pagi hari, membawa cangkul, arit, dan alat kebersihan lainnya untuk membersihkan area Makam Umum Sasono Praloyo. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong dan penuh semangat.
Kehadiran Tokoh Masyarakat & Pemerintah Desa Kepala Desa Kalibareng, Bapak Suwanto, serta perangkat desa dan tokoh agama turut hadir dan berbaur bersama warga. Ini menunjukkan dukungan penuh dari semua lapisan masyarakat. Tahlil & Doa Bersama Setelah bersih-bersih, kegiatan dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, (Bapak Kiyai ACHMAD NASUCHA) Ini menjadi bukti bahwa kegiatan ini bukan hanya fisik, tapi juga spiritual. Pelaksanaan Tradisi ini dilaksanakan dua kali dalam setahun, menjelang bulan Ramadhan dan bulan Muharam. Konsistensi ini menunjukkan bahwa warga benar-benar menjaga dan melestarikan tradisi leluhur.
Tradisi ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada leluhur, tapi juga cermin dari kekompakan dan kepedulian sosial warga. Kalau kamu ingin, aku bisa bantu rangkumkan dokumentasi ini jadi artikel atau pamflet untuk dibagikan ke warga.
DOKAR KALIBARENG( Website Kalibareng.desa.id)
Kameramen : Agus P
Warta : Slamet Susilo
Share :