KALIBARENG.DESA.ID
RAGAM TANAMAN ADA DI DESA KALIBARENG TERKUSUSNYA TANAMAN HOLTIKULTURA
Dengan jumlah penduduk sebesar 2042 jiwa, mayoritas pencaharian penduduk Desa Kalibareng adalah petani. Pertanian menjadi tulang punggung ekonomi desa, dengan berbagai komoditas yang mungkin ditanam seperti padi, jagung, sayuran dan buah serta tanaman perkebunan lainnya.
Secara geografis, Desa Kalibareng mungkin memiliki topografi yang mendukung aktivitas pertanian dengan tanah yang subur dan ketersediaan air yang memadai. Letak desa yang strategis di antara desa-desa lain menjadikannya bagian integral dari komunitas lokal yang lebih besar.
Pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama.
Petani di desa ini kebanyakan menggunakan metode pertanian tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, meskipun ada juga yang mulai mengadopsi teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas.
SEKTOR UNGGULAN / POTENSI DESA
Selain Sumber daya alam yang melimpah, Desa Kalibareng memiliki potensi secara ekonomi berupa Agribisnis Terpadu yaitu pertanian yang menggabungkan berbagai kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura , peternakan, perikanan, dan perkebunan
Pertanian sebagai leading sektor perekonomian di Desa Kalibareng menjadi titik paling krusial dalam Pembangunan desa. Di sini peran dan Kehadiran pemerintah desa dan Pemerintah kabupaten dalam sektor pertanian sangat penting untuk mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan petani. Dengan kebijakan yang tepat, dukungan finansial, penyuluhan, pengembangan infrastruktur, dan fasilitasi akses maupun mobilisasi, pemerintah dapat membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta memastikan ketahanan pangan di desa.
SUMBER DAYA ALAM
TANAH:
Desa Kalibareng berada di ketinggian 400-500 mdpl dengan 2 (Dua) karakteristik tanah yang berbeda yaitu berupa tanah merah dan tanah putih menjadikan berbagai macam tanaman dapat tumbuh subur. Tanaman pertanian yang cocok dibudidayakan di Zona iklim panas seperti padi, tebu, kelapa, cokelat, dan jagung serta tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di Zona Iklim Sedang seperti kopi, karet, dan sayuran dapat ditanam dengan baik di desa Kalibareng.
AIR:
Puluhan sumber mata air yang dapat mengalir sepanjang tahun juga terdapat di wilayah desa Kalibareng, dimanfaatkan sebagai sumber air minum/ kebutuhan primer masyarakat juga digunakan untuk pertanian dan peternakan.
PERMASALAHAN
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN.
Kebijakan dan Regulasi.
Kebijakan dan regulasi yang kurang tepat seringkali menyulitkan para petani kecil, seperti aturan penggunaan pupuk, atau tidak adanya standart harga ketika musim panen membuat harga jual di pasaran tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi.
Sumber Daya Manusia.
Kurangnya pengetahuan petani dalam mengolah lahan maupun dalam perlakuan terhadap tanaman pertanian menyebabkan kurangnya produksi hasil pertanian.
Finansial.
Kondisi finansial petani merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam memajukan kinerja dan produksi pertanian.
Infrastruktur.
Pentingnya pengembangan maupun pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor pertanian, seperti irigasi, akses jalan maupun tempat penyimpanan hasil panen menjadi kendala utama dalam peningkatan hasil pertanian maupun Perkebunan.
Kebijakan dan Regulasi.
1.Ketergantungan pada Subsidi
Subsidi pertanian memang membantu mengurangi biaya produksi, tetapi ketergantungan yang berlebihan pada subsidi dapat menghambat inovasi dan menciptakan ketidakadilan di pasar. Petani kecil sering kali kesulitan bersaing dengan petani besar atau korporasi yang mendapatkan subsidi lebih besar.
2.Harga dan Regulasi Pasar
Kebijakan yang mengatur harga pangan, termasuk penetapan harga minimum atau tarif impor, dapat mempengaruhi pendapatan petani dan stabilitas pasar. Kebijakan harga yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, yang pada akhirnya merugikan petani.
3.Regulasi Lingkungan
Regulasi yang bertujuan melindungi lingkungan, seperti pembatasan penggunaan pestisida dan praktik pertanian berkelanjutan, sering kali melibatkan biaya tambahan bagi petani atau perubahan dalam metode produksi. Petani harus menyesuaikan diri dengan regulasi ini, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan biaya operasional mereka.
Kebijakan yang mendukung penelitian dan pengembangan teknologi pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Namun, akses yang tidak merata terhadap teknologi dan inovasi dapat memperlebar kesenjangan antara petani besar dan kecil. Pemerintah dan lembaga penelitian harus memastikan bahwa teknologi baru dapat diakses oleh semua petani, termasuk yang berada di daerah terpencil atau kurang berkembang.
Kebijakan yang tidak mendukung perlindungan lahan pertanian dapat menyebabkan penyusutan lahan yang signifikan. Hal ini berdampak pada menurunnya jumlah petani dan usaha pertanian, serta regenerasi petani yang semakin sulit.
PERMASALAHAN
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN.
Finansial.
1.Biaya Produksi yang Tinggi
Produksi pertanian membutuhkan pengeluaran yang cukup besar, mulai dari bibit, pupuk, pestisida, hingga alat dan mesin pertanian. Harga komponen ini terus meningkat, sehingga mempengaruhi profitabilitas petani
2.Risiko Tinggi di Sektor Pertanian
Sektor pertanian dianggap berisiko tinggi oleh lembaga keuangan, sehingga mereka sering kali enggan memberikan pembiayaan. Risiko ini termasuk ketidakpastian cuaca, serangan hama, dan fluktuasi harga pasar.
3.Kurangnya Asuransi Pertanian
Asuransi pertanian dapat membantu petani mengatasi risiko finansial akibat gagal panen atau bencana alam. Namun, akses ke asuransi pertanian masih terbatas dan belum banyak petani yang memanfaatkannya.
4.Keterbatasan Modal
Banyak petani yang kesulitan mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Keterbatasan modal ini menghambat kemampuan mereka untuk membeli peralatan modern, memperluas lahan, atau mengadopsi teknologi baru.
5.Ketergantungan pada Tengkulak
Karena keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal, banyak petani yang bergantung pada tengkulak untuk mendapatkan pinjaman. Tengkulak sering kali memberikan pinjaman dengan bunga tinggi, yang pada akhirnya membebani petani secara finansial.
6.Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Kurangnya pendidikan dan pelatihan tentang manajemen keuangan membuat banyak petani kesulitan mengelola keuangan mereka dengan baik. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk mengakses layanan keuangan dan mengelola usaha pertanian secara efisien.
PERMASALAHAN
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN.
Infrastruktur.
Adanya “Embung Subari” yang diresmikan oleh mantan gubernur jawa Tengah Bp. Ganjar Pranowo pada tahun 2022, menjadi titik balik perubahan bagi sebagian pertanian di desa Kalibareng yang tadinya masih menggunakan sistem pertanian tadah hujan, namun dirasa masih kurang dampaknya dalam peningkatan produksi pertanian. Hal itu dikarenakan saluran irigasi dari embung ke lahan pertanian warga yang masih sangat terbatas.
Selain itu dan terjadinya gerusan tanah pada saluran irigasi menyebabkan sebagian besar ketinggian saluran irigasi berada dibawah lahan pertanian. Untuk menangani maupun mengurangi dampak dari penggerusan tanah saluran irigasi tersebut, warga melakukan pemeliharaan saluran irigasi minimal 2 kali setiap setahun.
Besar harapan dari para petani agar hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat.
PERMASALAHAN
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN.
Selain hal itu, buruknya, bahkan tidak adanya akses jalan menuju lahan pertanian warga, menjadi permasalahan tersendiri dalam peningkatan produksi pertanian. Hal itu sangat dirasakan pengaruhnya dalam mobilitas dan penentuan hasil pertanian
Share :